Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Ketika Seseorang Meninggal dan Masih Memiliki Tanggungan Shalat

وإذا فات بلا عذر فيجب تقديمه عليها أما إذا خاف فوت الحاضرة بأن يقع بعضها وإن قل خارج الوقت فيلزمه البدء بها Apabila seseorang kehabisan waktu shalat dikarenakan adanya suatu udzur , maka orang tersebut wajib mendahulukan shalat yang kehabisan waktu tersebut dari pada shalat hadliroh (yang masih memiliki waktu). Adapun ketika dikhawatirkan kehabisan waktu, seperti contoh dapat melaksanakan shalat hadliroh secara tepat waktu, namun hanya separuh saja, maka wajib mendahulukan shalat hadliroh tersebut. ويجب تقديم ما فات بغير عذر على ما فات بعذر وإن فقد الترتيب لأنه سنة والبدار واجب Wajib mendahulukan shalat yang kehabisan waktu tanpa adanya udzur dari pada shalat yang kehabisan waktu karena adanya udzur. Hal tersebut berlaku, meskipun akan terjadi tidak tertib (antara shalat satu dengan shalat lainnya), sebab tertib hukumnya dalah sunah, sedangkan bersegera hukumnya wajib. ويندب تأخير الرواتب عن الفوائت بعذر ويجب تأخيرها عن الفوائت بغير عذر Disunahkan mengakhirkan shalat sunah ra

Muqoddimah Bab Shalat

  باب الصلاة هي شرعا: أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم وسميت بذلك لاشتمالها على الصلاة لغة وهي الدعاء Bab menerangkan mengenai shalat Dalam istilah syariat shalat diartikan sebagai beberapa ucapan dan perbuatan yang dikhususkan, yang mana dibuka dengan sebuah takbir ( takbiratul ihram ) dan ditutup dengan salam. (Ucapan dan perbuatan) tersebut dinamakan dengan shalat, dikarenakan perbuatan tersebut mencakup makna shalat dari segi bahasa, yakni berdoa. والمفروضات العينية خمس في كل يوم وليلة معلومة من الدين بالضرورة فيكفر جاحدها ولم تجتمع هذه الخمس لغير نبينا محمد ص وفرضت ليلة الإسراء بعد النبوة بعشر سنين وثلاثة أشهر ليلة سبع وعشرين من رجب ولم تجب صبح يوم تلك الليلة لعدم العلم بكيفيتها Shalat yang hukumnya fardlu ‘ain jumlahnya ada lima dalam sehari semalam dan hal tersbut sudah pasti diketahui dalam agama Islam. Jadi, seseorang yang menentang akan kewajiban shalat lima tersebut, maka dihukumi sebagai seseorang yang kafir. Kelima shalat ini tidak diperuntukka

Pinjam Meminjam dalam Pandangan Syariat

  } فصل} في أحكام العارية وهي بتشديد الياء في الأفصح مأخوذة من عار إذا ذهب. وحقيقتها الشرعية إباحة الانتفاع من أهل التبرع بما يحل الانتفاع به مع بقاء عينه ليرده على المتبرع. Fasal: Menerangkan Tentang Pinjam Meminjam Lafadz al-Ariyah dengan dibaca tasydid ya’ nya menurut bacaan yang paling fashih adalah lafadz yang diambil dari ‘ara idza dzahaba (malu apabila seseorang pergi). Adapun hakikat al-‘Ariyyah dalam literatur syariat adalah pembolehan pemanfaatan dari seseorang yang bertransaksi sesuai syariat, pada sesuatu yang halal dimanfaatkan dan sesuatu tersebut tidak berubah dalam masa peminjaman, untuk dapat dikembalikan pada orang yang meminjami. وشرط المعير صحة تبرعه وكونه مالكا لمنفعة ما يعيره. فمن لا يصح تبرعه كصبي ومجنون لا تصح إعارته. ومن لا يملك المنفعة كمستعير لا تصح إعارته إلا بإذن المعير Ketentuan Akad al-‘Ariyyah (Pinjam Meminjam) Syarat orang yang meminjami adalah seseorang yang ahli tabarru’ [1] dan seseorang yang benar-benar memiliki hak memanfaatkan sesuatu