Langsung ke konten utama

Tata Krama Masuk Kamar Mandi

https://www.blibli.com/p/mg-pria-sticker-toilet/pc--MTA-2137672

فصل: باب أداب دخول الخلاء

فإذا قصدت بيت الماء لقضاء الحاجة فقدم في الدخول رجلك اليسرى وفي الخروج رجلك اليمنى ولا تستصحب شيئا عليه اسم الله تعالى ورسوله ولا تدخل حاسر الرأس ولا حافي القدمين.

Fasal: Tata Krama Masuk Kamar Mandi

Ketika kalian ingin masuk kamar mandi untuk menunaikan hajat, maka ketika masuk dahulukan lah kaki kiri kalian dan ketika keluar dahulukan lah kaki kanan kalian. Janganlah kalian membawa sesuatu yang didalam sesuatu tersebut terdapat nama Allah dan rasul Nya. Janganlah masuk kamar mandi dalam keadaan kepala yang terbuka (tidak memakai apa-apa) dan kaki yang tidak memakai alas kaki.

وقل عند الدخول بسم الله أعوذ بالله من الرجس النجس الخبيث المخبث الشيطان الرجيم, وعند الخروج غفرانك الحمد لله الذي أذهب عني مايؤذيني وأبقى في ما ينفعني.

Berdo’alah ketika masuk kamar mandi dengan do’a: “Dengan menyebut nama Allah, aku meminta perlindungan dari sesuatu yang kotor, najis, menjijikan, dan membuat orang merasas tidak nyaman, yang berasal dari syaitan yang terlaknat”. Dan berdo’alah ketika keluar dari kamar mandin dengan do’a: “ Wahai tuhan yang maha mengampuni, segala puji hanya lah milik-Mu, dzat yang telah menghilangkan sesuatu yang membuat sakit dari tubuh hamba, dan menetapkan apa-apa yang bermanfaat bagi tubuh hamba”.

وينبغي أن تعدل النبل قبل قضاء الحاجة وأن لا يستنجي بالماء في موضع قضاء الحاجة وأن تستبرء من البول بالتنحنح والنتز ثلاثا وبإمرار اليد اليسرى على أسفل القضيب, وإن كنت في الصحراء فابعد عن عيون الناظرين واستتر بشيئ إن وجدته ولا تكشف عورتك قبل الإنتهاء إلى موضع الجلوس   ولا تستقبل الشمش ولا القمر ولا تستقبل القبلة ولا يستدبرها ولا تجلس في متحدث الناس ولا تبل في الماء الراكد وتحت الشجرة المثمرة ولا في الحجر واحذر الأرض الصلبة ومهب الريح احترازا من الرشاش لقوله صلى الله عليه وسلم: إن عامة عذاب القبر منه.

Sayogjanya, sebelum melaksanakan hajat agar menyiapkan segala keperluan bersuci. Jangan bersuci dengan air yang berada di tempat melaksanakan hajat, alangkah baiknya apabila telah selesai melaksanakan hajat, yaitu buang air kecil agar berdehem, mengurut kemaluan tiga kali dengan jari tangan kiri, dan menekan kandung kemih. Apabila seorang yang sedang melaksanakan hajat  berada pada padang yang luas, maka sebaiknya menghindarkan diri dari tempat yang sekiranya dapat dilihat oleh orang lain, kemudian membuat sebuah penutup dengan sesuatu yang ditemukanya. Janglah membuka aurat sebelum selesai melaksanakan hajat, jangan pula menghadap matahari, bulan, kiblat, begitupula membelakanginya. Jangan melaksanakan hajat pada tempat yang biasa digunakan manusia untuk berkumpul, air yang tidak mengalir, di bawah pohon yang berbuah, dan lubang tempat hewan tinggal. Berhati-hati lah ketika berada pada tanah yang sangat kering dan tempat yang berangin kencang, karena hal tersebut dapat menyebabkan percikan-percikan yang mana telah disabdakan baginda rasul: “Sungguh banyaknya adzab kubur, disebabkan oleh hal tersebut (percikan air kencing)”.

واتكئ في جلوسك على الرجل اليسرى ولا تبل قائما إلا عن ضرورة واجمع في الإستنجاء بين استعمال الحجر والماء فإذا أردت الإقتصار على أحدهما فالماء أفضل. وإن اقتصرت على الحجر فعليك أن تستعمل ثلاثة أحجار طاهرة منشفة للعين تمسح بها محل النجس بحيث لا تنتقل النجاسة عن موضعها وكذلك تمسح القضيب في ثلاثة مواضع من حجر فإن لم يحصل الإنتقاء بثلاثة فتمم خمسة أو سبعة إلى أن ينقي بالإيتار مستحب والإنقاء واجب ولاتستنج إلا باليد اليسرى.

Gunakanlah kaki kirimu sebagai alas ketika sedang melaksanakan hajat. Jangan buang air dengan cara berdiri kecuali dalam keadaan darurat. Ketika bersuci, gunakanlah batu dan air, namun ketika dirimu ingin meringkas antara keduanya maka air lebih utama digunakan. Apabila kalian ingin meringkas menggunakan batu, maka gunakanlah tiga batu yang suci dan dapat menghilangkan najis yang terlihat. Bersihkanlah kemaluan menggunakan tiga bagian batu tersebut. Ketika najis yang dapat dilihat belum hilang dengan tiga batu, maka genapkanlah dengan lima atau tujuh batu sampai najis yang dapat dilihat tersebut hilang. Batu yang berjumlah ganjil disunahkan dalam hal ini, namun menghilangkan najis yang dapat dilihat adalah wajib hukumnya. Janganlah bersuci kecuali dengan tangan kiri.

وقل عند الفراغ من الإستنجاء: اللهم طهر قلبي من النفاق وحصن فرجي من الفواحش. وادلك يدك بعد تمام الإستنجاء بالأرض أو بحائط ثم أغسلها.

Ketika selesai melaksanakan hajat, maka berdo’alah: “Wahai tuhanku, sucikanlah hatiku dari nifaq dan jagalah kemaluanku dari perbuatan keji”. Kemudian setelah proses bersuci selesai, gosoklah tanganmu dengan tanah, kemudian basuhlah dengan air.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat

Fasal: Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat Syarat-syarat shalat sebelum masuk di dalamya ada lima, lafadz شروط merupakan bentuk jama’ dari شرط . Syarat secara bahasa adalah tanda, sedangkan syarat menurut istilah syari’at adalah sesuatu yang menentukan sahnya shalat, namun bukanlah bagian dari shalat itu sendiri. Dikecualiakan dengan qayid ini: rukun, karena rukun merupakan bagian dari shalat itu sendiri. Syarat pertama adalah sucinya anggota badan dari hadats, baik kecil maupun besar bagi orang yang mampu melakukan nya. Adapun orang yang tidak memiliki dua alat bersuci (air dan debu), maka baginya tetap dihukumi sah shalatnya namun wajib mengulangi. Kemudian sucinya seseorang dari najis yang adanya tidak dapat dimaafkan baik berada pada pakaian, anggota badan, maupun tempat melaksanakan shalat. Kyai mushonif akan menerangkan mengenai bagian akhir (tempat melaksanakan) pada bab berikutnya. Syarat kedua adalah menutupi warna aurat bagi yang mampu. Sehingga ketika ada seseora

Tata Krama Melaksanakan Mandi

  فصل: باب أداب الغسل Fasal: Tata Krama Melaksanakan Mandi فإذا أصابتك جنابة من احتلام أو وقاع, فخذ الإناء إلى المغتسل, واغسل يديك أولا ثلاثا, وأزل ما على بدنك من قذر. Ketika kalian sedang mengalami hadats janabat baik disebabkan oleh mimpi basah ataupun hubungan badan, maka ambilah wadah untuk mandi. Kemudian basuhlah kedua tangan kalian sebanyak tiga kali dan berusahalah menghilangkan kotoran yang masih menempel pada badan kalian.   وتوضاء كما سبق وضوئك للصلاة   مع جميع الدعوات, وأخر غسل قدميك كيلا يضيع الماء. فإذا فرغت من الوضوء فصب الماء على رأسك ثلاثا وأنت ناو وفع الحدث من الجنابة, ثم على شقك الأيمن ثلاثا ثم على الأيسر ثلاثا. Setelah membersihkan badan dari kotoran yang masih menempel, maka wudlu’ lah sebagaimana wudlu’ kalian ketika akan melaksanakan shalat, serta bacalah do’a-do’a yang telah diajarkan pada kalian. Dalam berwudlu’ ini, sebaiknya kalian mengakhirkan basuhan kedua kaki agar air yang kalian gunakan tidak terbuang sia-sia. Kemudian setelah selesai melaksana