Langsung ke konten utama

Pelajaran Pertama: Ta'at Terhadap Allah

 


القسم الأول

في الطاعات

إعلم أن أوامر الله تعالى فرائض ونوافل. فالفرض رأس المال وهو اصل التجارة وبه تحصل النجاة والنفل هو الربح وبه الفوز والدرجات. قال صلى الله عليه وسلم: (يقول الله تبارك وتعالى: ما تقرب إلي المتقربون بمثل اداء ما افترضت عليهم ولا يزال العبد يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصر به ولسانه الذي ينطق به ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها).

Pelajaran Pertama

Patuh Kepada Allah SWT

Ketahuilah wahai para pencari ilmu! Bahwa, sesungguhnya perintah dari Allah ada yang bersifat fardlu dan ada pula yang bersifat naflu. Fardlu merupakan modal utama dalam perdagangan dan dengan modal tersebut akan menghasilkan sebuah lapak dagang. Sedangkan naflu merupakan sebuah keuntungan yang dengan keuntungan tersebut seseorang akan mencapai derajat yang mulia. Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman: Seseorang yang ingin mendekatkan diri kepada Ku, tidak akan dapat mencapai derajat tersebut kecuali dengan melaksanakan perintah-perintah yang bersifat fardlu dan seseorang yang terus menerus melaksanakan perintah naflu  setelah melaksanakan perintah fardlu sehingga Aku akan mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengaranya yang mana pendengaran tersebut ia gunakan untuk mendengarkan, penglihatanya yang mana penglihatan tersebut ia gunakan untuk melihat, lisanya yang mana lisan tersebut ia gunakan untuk berbicara, kedua tanganya yang mana kedua tangan tersebut ia gunakan untuk merasakan, dan kedua kakinya yang mana kedua kaki tersebut ia gunakan untuk berjalan”[1].

ولن تصل أيها الطالب إلى القيام بأوامر الله تعالى إلا بمراقبة قلبك وجوارحك في لحظتك وأنفاسك  حين تصبح إلى حين تمسى. فاعلم أن الله تعالى مطلع على ضميرك ومشرف على ظاهرك وباطنك ومحيط بجميع لحظتك وخطراتك وخطواتك وسائر سكناتك وحركاتك وأنك في مخالطتك وخلواتك متردد بين يديه فلا يسكن في الملك و الملكوت ساكن ولا يتحرك متحرك  إلا وجبار السماوات والأرض مطلع عليه  

Kalian (pencari ilmu) tidak akan dapat melaksanakan perintah-perintah Allah kecuali dengan senantiasa mengawasi hati dan anggota badan pada setiap kedipan mata maupun setiap hembusan nafas kalian mulai dari pagi hari hingga sore hari. Ketahuilah! Sungguh Allah adalah dzat yang senantiasa mengetahui keadaan hati kalian Allah juga dzat yang mengawasi keadaan luar maupun  dalam kalian, Allah meliputi segala bentuk lirikan, sesuatu yang terlintas dalam hati, langkah kaki, diam maupun gerak-gerik kalian. Sungguh, apabila kalian sedang berkumpul-kumpul atau bahkan sedang sendiri sebenarnya kalian hanyalah berada pada kekuasaan Allah. Maka, tidak ada sesuatu yang diam maupun bergerak pada kerajaan Allah dan kerajaan langit kecuali Allah pasti mengetahuinya.

يعلم خائنة الأعين وما تخفي الصدور ويعلم السر وأخفى فتأدب أيها المسكين ظاهرا وباطنا بين يدي الله تعالى تأدب العبد الذليل المذنب في حضرة الملك الجبار القهار واجتهد أن لا يراك مولاك حيث نهاك ولايفقدك حيث أمرك ولن تقدر على ذلك إلا بأن توزع أوقاتك وترتب أورادك من صباحك إلى مسائك فاصغ إلى ما يلقي إليك من أوامر الله تعالى عليك من حين تستيقظ من منامك إلى وقت رجوعك إلى مضجعك.  

Allah mengetahui setiap pengkhianatan mata dan apa-apa yang disembunyikan oleh hati. Allah juga dzat yang maha mengetahui rahasia-rahasia dan perkara yang lebih samar dari hal tersebut. Oleh karena itu, maka beradablah wahai pencari ilmu baik secara dzahir maupun batin dalam menyembah kepada Allah dengan tata krama hamba yang hina dan berdosa yang sedang berhadapan dengan sang penguasa yang maha memaksa. Berusahalah! Agar Allah tidak melihat kalian dalam keadaan melakukan sesuatu yang Allah larang. Kemudian, berusahalah agar Allah melihat kalian dalam keadaan melaksanakan sesuatu yang Allah perintahkan. Namun, kalian tidak akan dapat melaksanakan hal tersebut kecuali dengan cara kalian harus membagi-bagi waktu dan meruntutkan wirid-wirid yang kalian biasakan mulai dari pagi sampai sore. Maka, telitilah dengan apa yang telah dikaruniakan terhadap kalian (pencari ilmu), yaitu berupa perintah-perintah Allah mulai dari kalian bangun tidur hingga kalian kembali menuju tempat tidur.



[1] Sebuah perumpamaan yang mana Allah akan senantiasa menjaga hamba tersebut dalam segala keadaan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat

Fasal: Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat Syarat-syarat shalat sebelum masuk di dalamya ada lima, lafadz شروط merupakan bentuk jama’ dari شرط . Syarat secara bahasa adalah tanda, sedangkan syarat menurut istilah syari’at adalah sesuatu yang menentukan sahnya shalat, namun bukanlah bagian dari shalat itu sendiri. Dikecualiakan dengan qayid ini: rukun, karena rukun merupakan bagian dari shalat itu sendiri. Syarat pertama adalah sucinya anggota badan dari hadats, baik kecil maupun besar bagi orang yang mampu melakukan nya. Adapun orang yang tidak memiliki dua alat bersuci (air dan debu), maka baginya tetap dihukumi sah shalatnya namun wajib mengulangi. Kemudian sucinya seseorang dari najis yang adanya tidak dapat dimaafkan baik berada pada pakaian, anggota badan, maupun tempat melaksanakan shalat. Kyai mushonif akan menerangkan mengenai bagian akhir (tempat melaksanakan) pada bab berikutnya. Syarat kedua adalah menutupi warna aurat bagi yang mampu. Sehingga ketika ada seseora

Tata Krama Melaksanakan Mandi

  فصل: باب أداب الغسل Fasal: Tata Krama Melaksanakan Mandi فإذا أصابتك جنابة من احتلام أو وقاع, فخذ الإناء إلى المغتسل, واغسل يديك أولا ثلاثا, وأزل ما على بدنك من قذر. Ketika kalian sedang mengalami hadats janabat baik disebabkan oleh mimpi basah ataupun hubungan badan, maka ambilah wadah untuk mandi. Kemudian basuhlah kedua tangan kalian sebanyak tiga kali dan berusahalah menghilangkan kotoran yang masih menempel pada badan kalian.   وتوضاء كما سبق وضوئك للصلاة   مع جميع الدعوات, وأخر غسل قدميك كيلا يضيع الماء. فإذا فرغت من الوضوء فصب الماء على رأسك ثلاثا وأنت ناو وفع الحدث من الجنابة, ثم على شقك الأيمن ثلاثا ثم على الأيسر ثلاثا. Setelah membersihkan badan dari kotoran yang masih menempel, maka wudlu’ lah sebagaimana wudlu’ kalian ketika akan melaksanakan shalat, serta bacalah do’a-do’a yang telah diajarkan pada kalian. Dalam berwudlu’ ini, sebaiknya kalian mengakhirkan basuhan kedua kaki agar air yang kalian gunakan tidak terbuang sia-sia. Kemudian setelah selesai melaksana