Langsung ke konten utama

Pembukaan Kitab Bidayatul Hidayah

 

Gambar Kitab Bidayatul Hidayah

بسم الله الرحمن الرحيم, قال الشيخ الإمام العالم العلامة حجة الإسلام وبركة الآنام: أبو حامد بن محمد بن الغزالي الطوسي, قدس الله روحه ونور ضريحه- آمين: الحمد لله حق حمده, والصلاة والسلام على خير خلقه, محمد رسوله وعبدهو وعلى آله وصحبه من بعده.

Bismillahirrahmanirrahim

Imam Ghazali RA, beliau merupakan seorang yang ‘alim, ‘allamah, mendapat julukan hujjatul islam, dan menjadi keberkahan alam. Beliau merupakan ‘ulama’ berkebangsaan Ath Thusi. Semoga Allah menyinari maqbarah beliau, Aamiin. Beliau berkata:

Segala hakikat puji hanyalah milik Allah. Belas rahmat keagungan Allah serta keselamatan semoga selalu menyertai sebaik-baik makhluk Allah, yaitu nabi Muhammad SAW, beliau merupakan utusan Allah dan hamba Allah. Rahmat dan keselamatan tersebut semoga pula senantiassa menyertai keluarga beliau, sahabat beliau dan orang-orang yang hidup dan mengikuti ajaran beliau setelah beliau wafat.

أما بعد: فاعلم أيها الحريص المقبل على اقتباس العلم, المظهر من نفسه صدق الرغبة, وفرط التعطس إليه, أنك إن كنت تقصد بالعلم المنافسة والمباهاة والتقدم على الأقران واستمالة وجوه الناس إليك وجمع حطام الدنيا فأنت ساع في هدم دينك وإهلاك نفسك, وبيع أخرتك بدنياك, فصفقتك خاسرة وتجارتك بائرة, ومعلمك معين لك على عصيانك وشريك لك في خسرانك, وهو كبائع سيف لقاطع طريق, كما قال صلى الله عليه وسلم: (من أعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريكا فيها).  

Setelah Imam Ghazali RA menuturkan begitu indahnya pujian kepada Allah serta melantunkan do’a untuk rasulullah, keluarga beliau, dan pengikut-pengikut beliau. Kemudian Imam Ghazali berkata:

Ketahuilah! Wahai orang-orang yang begitu menginginkan dan penerima salinan-salinan ilmu. Keinginan-keinginan akan ilmu tersebut yang bersumber dari sebenar-benarnya rasa semangat dan sangat rindunya akan ilmu[1]. Jikalau kalian (para pencari ilmu) memiliki tujuan menjadikan ilmu sebagai ajang kompetisi, unjuk kecerdasan, lebih unggul dari teman-teman, memikat perhatian manusia ataupun mengumpulkan reruntuhan dunia. Maka, kalian adalah seorang pengantar dalam proses meruntuhkan agama, perusak jati diri, bahkan menjual akhirat demi keinginan dunia kalian. Oleh sebab itu, transaksi kalian merupakan transaksi yang merugikan jadi akan mengakibatkan jual beli yang kalian lakukan adalah jual beli yang tidak menghasilkan apa pun. Orang yang mengajar kalian, merupakan orang yang jelas-jelas menolong dalam kelalaian dan menjadi teman kalian dalam kerugian yang berlarut-larut. Ibarat pengajar tersebut adalah seorang penjual pedang yang menjual pedangnya kepada begal-begal jalanan, seperti apa yang telah disabdakan rasulullah SAW: “ Barang siapa menolong seseorang dalam kemaksiatan, meskipun hanya dengan setengah kalimat maka orang tersebut telah bekerja sama dalam kemaksiatan yang seseorang tersebut lakukan”.

وإن كانت نيتك وقصدك بينك وبين الله تعالى من طلب العلم الهداية دون مجرد الرواية فأبشر فإن الملائكة تبسط لك أجنحتها إذا مشيت وحيتان البحر تستغفر لك إذا سعيت ولكن ينبغي لك أن تعلم قبل كل شيئ أن الهداية التي هي ثمرة العلم لها بداية ونهاية وظاهر و باطن ولا وصول إلى نهايتها إلا بعد إحكام بدايتها ولا عثور على باطنها إلا بعد الوقوف على ظاهرها وها أنا مشير عليك ببداية الهداية لتجرب بها نفسك وتمتحن بها قلبك فإن صدقت قلبك إليها مائلا ونفسك مطاوعة ولها قابلة فدونك  التطلع إلى النهايات والتغلغل في بحار العلوم  وإن صادفت قلبك عند مواجهتك إياها بها مسوفا وبالعمل بمقتضاها مماطلا.

Ketika tujuan kalian (pencari ilmu) hanyalah antara kalian dengan Allah SWT, agar mendapatkan hidayah tidak hanya saja mendapatkan seburah riwayat keilmuan, maka berbahagialah. Karena sungguh, ketika kalian sedang berjalan maka para malaikat melentangkan sayap-sayap mereka untuk kalian, ketika kalian berlari kecil untuk mencari sebuah keberkahan ilmu ikan-ikan di laut pun memintakan ampunan kepada Allah untuk kalian. Tetapi, alangkah baiknya sebelum melaksanakan perjalanan pencarian ilmu, kalian mengetahui bahwa sesungguhnya hidayah merupakan buah dari pada ilmu. Hidayah sendiri memiliki sebab, akibat, sisi luar, dan sisi dalam maka hidayah tidak akan memiliki akibat sebelum melaksanakan sebab begitupula tidak akan dapat merasuk pada sisi dalam sebelum hidayah tersebut tiba pada sisi luar. Ingatlah! Aku (Imam Ghazali RA) adalah seseorang yang memberi isyarat kepada kalian mengenai sebab dari pada hidayah tersebut, agar kalian mencoba menguji nafsu dan melatih hati kalian. Apabila hati kalian cocok dan condong kemudian nafsu kalian patuh dan menerima sebab dari hidayah terebut maka beruntunglah kalian karena akan mendapat akibat dari pada hidayah kemudian kalian akan berkeliling dalam lautan ilmu. Namun, apabila sebaliknya maka kalian hanya akan mendapatkan ilmu namun, menunda-nunda dalam pengamalanya.

فاعلم أن نفسك المائلة إلى طلب العلم هي النفس الأمارة بالسوء وقد انتهضت مطيعة للشيطان اللعين ليدلك بحبل غروره فيستدرجك بمكيدته إلى غمرة الهلاك وقصده أن يروح عليك الشر في معرض الخير حتى يلحقك بالأخسرين أعمالا الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا. وعند ذلك يتلو عليك الشيطان فضل العلم ودرجة العلماء وما ورد فيه من الأخبار والأثار. ويلهيك عن قوله صلى الله عليه وسلم: (من ازداد علما ولم يزدد هدى لم يزدد من الله إلا بعدا) وعن قوله صلى الله عليه وسلم: (أشد الناس عذابا يوم القيامة عابم لم ينفعه الله بعلمه). وكان صلى الله عليه وسلم يقول: (اللهم إني أعوذوبك من علم لا ينفع وقلب لا يخشع وعمل لا يرفع ودعاء لا يسمع). وعن قوله صلى الله عليه وسلم: (مررت ليلة أسري بي بأقوام تقرض شفاههم بمقارض من نار فقلت: من أنتم؟ قالوا: كنا نأمر بالخير ولا نأتيه وننهى عن الشر ونأتيه).    

Ketahuilah! Bahwa nafsu yang mendorong kalian untuk  mencari ilmu merupakan al nafsu al ‘ammarah bi al su’, nafsu tersebut muncul dari bisikan syaitan agar kalian terjerat dalam tali belenggu mereka. Kemudain, kalian akan sedikit demi sedikit merambah pada tipu daya mereka yang mengantarkan pada rusak-rusaknya kerusakan. Mereka (syaitan) ingin membuat kalian merasa berbuat baik dalam perbuatan yang sebenarnya buruk, sehingga kalian akan tergolong dalam orang-orang yang merugi amal perbuatanya, yaitu orang-orang yang tersesat dalam usaha kebahagiaan dunia nya, karena mereka telah menyangka bahwa apa yang mereka perbuat merupakan sebuah perbuatan yang baik.[2] Pada saat itu syaitan membisikan kepada kalian mengenai keutaman-keutaman ilmu, derajat tinggi seorang ahli ilmu, dan segala riwayat mengenai kedua hal tersebut yang terdapat dalam atsar[3] dan hadis nabi, namun mereka akan membuat kalian lupa mengenai sabda rasulullah: “Barang siapa bertambah ilmunya, namun tidak bertambah kebaikanya maka tidak bertambah pula dari Allah kecuali jarak yang semakin jauh” dan “Sepedih-pedihnya manusia yang menerima adzab kelak pada hari kiamat adalah seseorang yang ‘alim namun ilmunya tidak diberi kemanfaatan oleh Allah”. Dalam hal ini rasulullah SAW berdo’a: “Wahai tuhanku sungguh hamba meminta perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, amal perbuatan yang tidak diterima, dan do’a-do’a yang tidak di ijabahi”. Ada sebuah riwayat dari raasulullah SAW: “Aku sedang berjalan pada saat malam dimana aku di isra’ kan, aku bertemu dengan kaum yang digunting lisanya dengan gunting yang terbuat dari api kemudia aku bertanya: siapa kalian? Mereka menjawab: kami merupakan orang-orang yang memerintahkan kebaikan, akan tetapi kami tidak melakukanya. Kami juga mencegah perbuatan-perbuatan buruk, akan tetapi kami malah melakukanya.

فإياك يا مسكين! أن تدعن لتزويره وتدلي بحبل غروره فويل للجاهل حيث لم يتعلم مرة واحدة وويل للعالم حيث لم يعمل بما علم ألف مرة.  

Wahai orang-orang yang membutuhkan rahmat Allah! Berhati-hatilah kalian, jangan sampai terkalahkan oleh para syaitan yang senantiasa membujuk kalian. Celakalah bagi orang-orang bodoh karena mereka tidak mau belajar, begitu pula bagi orang-orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya. Bahkan celakanya seseorang yang alim seribu kali lebih besar dari pada orang bodoh.

. واعلم أن الناس في طلب العلم على ثلاثة أحوال: رجل طلب العلم ليتخذه زاده إلى المعاد ولم يقصد به إلا وجه الله والدار الأخرة فهذا من الفائزين. ورجل طلبه ليستعين به على حياته العاجلة وينال يه العزة والجاه والمال وهو عالم لذلك مستشعر في قلبه ركاكة حاله وخسة مقصده فهذا من المخاطرين فإن عاجله قبل التوبة خيف عليه من سوء الخاتمة وبقي أمره في خطر المشيئة وإن وفق للتوبة قبل حلول الأجل وأضاف إلى العلم العمل وتدارك ما فرط فيه من الخلل التحق بالفائزين فإن التائب من الذنب كمن لا ذنب له. ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال والتفاخر بالجاه والتعزز بكثرة الإتباع يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضي من الدنيا وطره وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله مكانة للتسامة بسمة العلماء وترسمه برسومهم في الزي والمنطق مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا فهذا من الهالكين ومن الحمق المغرورين. إذ الرجاء منقطع عن توبته لظنه أنه من المحسنين وهو غافل عن قوله تعالى: (ياأيها الذين أمنوا لم تقولون ما لا تفعلون) وهو ممن قال فيهم رسول الله صلى الله عليه وسلم: أنا ان غير الدجال أخوف عليكم من الدجال فقيل: وما هو يا رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقال علماء السوء) وهذا لأن الدجال غايته الإضلال.     

Ketahuilah! Karakteristik orang yang mencari ilmu ada tiga macam:

1.      Seseorang yang mecari ilmu agar orang tersebut tersebut semakin menambah pahala kelak di hari pembalasan. Dia tidak memiliki tujuan lain selain hanya karena Allah dan kehidupan akhirat, orang-orang yang demikian merupakan golongan yang beruntung.

2.      Seseorang yang mencari ilmu agar ilmu tersebut dapat memberinya pertolongan dalam kehidupan dunia nya. Kemudian, orang tersebut benar-benar mendapatkan derajat keluhuran, pangkat, dan harta benda. Akan tetapi, orang tersebut sebenarnya tahu apabila tujuan tersebut karena lemahnya keadaan hati dan rendahnya ukuran keberhasilan. Orang-orang demikian merupakan orang yang mendekati bahaya, dikhawatirkan apabila ajalnya mendahului sebelum bertaubat, maka golongan ini termasuk su’ul khatimah dengan masih menanggung beban salahnya tujuan tersebut. Namun, ketika golongan tersebut menerima pertolongan dari Allah untuk bertaubat sebelum datangnya ajal, kemudian dapat mengorelasikan antara ilmu dengan amal juga dapat menambal kesalahan pada awal tujuan maka golongan ini termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Karena seseorang yang bertaubat dari dosa bagaikan seseorang yang tidak memiliki dosa.

3.    Seseorang yang mencari ilmu, namun dia diperdaya oleh syaitan. Jadi, golongan ini menjadikan ilmu sebagai alasan untuk lebih banyak mengumpulkan harta, berbangga dengan pangkat, dan hal tersebut terus berkembang pada sesuatu yang lain. Golongan ini melibatkan ilmu dalam setiap tindakan dengan harapan mendapat keuntunga dunia yang dicita-citakan nya. Karena perdaya syaitan tersebut golongan ini menjadi samar akan kedudukanya disisi Allah. Karena dalam bersikap golongan ini sama dengan orang-orang ‘alim begitu juga dengan pakaian dan perkataan mereka. Hati mereka bergantung dengan dunia. Golongan ini termasuk orang-orang yang berada dalam kerusakan dan orang bodoh sehingga mau ditipu. Karena mereka tidak memiliki harapan untuk bertaubat, mereka mengira bahwa apa yang mereka lakukan adalah perbuatan baik. Mereka lupa dengan firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan seseuatu yang tidak kalian lakukan?”. Mereka juga termasuk dalam golongan orang-orang yang telah disabdakan rasulallah SAW: “Aku bukanlah dari golongan Dajjal, Aku mengkhawatirkan jika kalian akan masuk dalam golongan tersebut. Sahabat bertanya: Siapa golongan tersebut wahai utusan Allah? Rasul menjawab: Mereka adalah Ulama’ Su’” Hal tersebut dikarenakan Dajjal adalah puncak dari kesesatan. Perumpamaan Ulama’ Su’ ini adalah orang alim yang ingin menjadikan manusia memalingkan diri dari dunia dengan lisanya dan ucapanya akan tetapi dia malah mengajak manusia untuk mencintai dunia dengan perbuatan dan tingkah laku nya. Padahal tingkah laku lebih fasih dibandingkan perkataan. Watak dari manusia sendiri adalah lebih condong mencontoh perbuatan seseorang dari pada menganut perkataan nya. Akibatnya orang yang berbuat kerusakan karena mencontoh perbuatan orang alim lebih banyak dibandingkan dengan orang yang melakukukan kebaikan karena menganut perkataan orang alim tersebut. Sebab, seseorang yang bodoh tidak akan berani mengejar dunia kecuali karena mencontoh keberanian orang alim dalam mengejar dunia. Maka, ilmu dari orang alim yang semacam ini menjadikan hamba-hamba Allah berani melakukan maksiat. Nafsunya yang bodoh memberi petunjuk agar senantiasa mengharapkan ridha Allah dan mengajaknya berdo’a kepada Allah agar diberi pertolongan, padahal dia telah menjadi sebab beraninya hamba-hamba Allah dalam melakukan maksiat. Hal semacam ini merupakan akibat dari godaan nafsunya yang membuat dia merasa bahwa dia adalah orang yang terbaik diantara hamba-hamba Allah lainya.

فكن أيها الطالب من الفريق الأول واحذر أن تكون من الفريق الثاني فكم من مسوف عاجله الأجل قبل التوبة فخسر. وإيال ثم إياك أن تكون من الفريق الثالث فتهلك هلاكا لا يرجى معه فلاحك ولا ينظر صلاحك.  

Maka dari itu, wahai para pencari ilmu jadilah bagian dari golongan pertama dan berhati-hatilah agar tidak menjadi bagian dari golongan ke dua, karena banyak orang yang menunda-nunda kemudian ajal mendahuluinya sebelem bertaubat. Kalian juga harus takut apabila menjadi bagian dari golongan ke tiga, karena kalian akan rusak dengan kerusakan yang tidak dapat diharapkan lagi keberuntungan dari perbuatan baik yang kalian lakukan.

فإن قلت: فما بداية الهداية لأجرب بها نفسي فاعلم أن البدايتها ظاهرة التقوى ونهايتها باطنة التقوى فلا عاقبة إلا بالتقوى ولا هداية إلا للمتقين. والتقوى عبارة عن امتثال أوامر الله تعالى واجنتناب نواهيه فهما قسمان وها أنا أشير عليك بجمل مختصرة من ظاهر علم التقوى في القسمين جميعا وألحق قسما ثالثا ليصير هذا الكتاب مغنيا والله المستعان.

Jikalau kalian bertanya apakah sebab dari hidayah itu sendiri? Maka, jawabanya adalah takwa kepada Allah dengan anggota badan, kemudian akibat dari hidayah tersebut akan memunculkan takwa kepada Allah dengan seluruh jiwa raga. Jadi, seseorang tidak akan mendapatkan hidayah kecuali dengan jalan takwa kepada Allah. Takwa merupakan sebuah ungkapan dari melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Takwa sendiri dibagi menjadi dua, dan aku (Imam Ghazali RA) merupakan orang yang menunjukan pada kalian hanya pada lingkup global dari ilmu ketakwaan dan aku akan memasukan juga bagian ketiga sehingga kitab ini akan cukup untuk para penuntut ilmu. Allah lah sang maha memberi pertolongan. 



[1] Begitu panjangnya Imam Ghazali RA menyifati pencari ilmu. Karena kitab ini, difokuskan untuk para pencari ilmu dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.

[2] Q.S. Al Kahfi ayat 104.

[3] Hampir mirip dengan hadis, namun bersumber dari para sahabat bukan dari nabi SAW.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat

Fasal: Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat Syarat-syarat shalat sebelum masuk di dalamya ada lima, lafadz شروط merupakan bentuk jama’ dari شرط . Syarat secara bahasa adalah tanda, sedangkan syarat menurut istilah syari’at adalah sesuatu yang menentukan sahnya shalat, namun bukanlah bagian dari shalat itu sendiri. Dikecualiakan dengan qayid ini: rukun, karena rukun merupakan bagian dari shalat itu sendiri. Syarat pertama adalah sucinya anggota badan dari hadats, baik kecil maupun besar bagi orang yang mampu melakukan nya. Adapun orang yang tidak memiliki dua alat bersuci (air dan debu), maka baginya tetap dihukumi sah shalatnya namun wajib mengulangi. Kemudian sucinya seseorang dari najis yang adanya tidak dapat dimaafkan baik berada pada pakaian, anggota badan, maupun tempat melaksanakan shalat. Kyai mushonif akan menerangkan mengenai bagian akhir (tempat melaksanakan) pada bab berikutnya. Syarat kedua adalah menutupi warna aurat bagi yang mampu. Sehingga ketika ada seseora

Tata Krama Melaksanakan Mandi

  فصل: باب أداب الغسل Fasal: Tata Krama Melaksanakan Mandi فإذا أصابتك جنابة من احتلام أو وقاع, فخذ الإناء إلى المغتسل, واغسل يديك أولا ثلاثا, وأزل ما على بدنك من قذر. Ketika kalian sedang mengalami hadats janabat baik disebabkan oleh mimpi basah ataupun hubungan badan, maka ambilah wadah untuk mandi. Kemudian basuhlah kedua tangan kalian sebanyak tiga kali dan berusahalah menghilangkan kotoran yang masih menempel pada badan kalian.   وتوضاء كما سبق وضوئك للصلاة   مع جميع الدعوات, وأخر غسل قدميك كيلا يضيع الماء. فإذا فرغت من الوضوء فصب الماء على رأسك ثلاثا وأنت ناو وفع الحدث من الجنابة, ثم على شقك الأيمن ثلاثا ثم على الأيسر ثلاثا. Setelah membersihkan badan dari kotoran yang masih menempel, maka wudlu’ lah sebagaimana wudlu’ kalian ketika akan melaksanakan shalat, serta bacalah do’a-do’a yang telah diajarkan pada kalian. Dalam berwudlu’ ini, sebaiknya kalian mengakhirkan basuhan kedua kaki agar air yang kalian gunakan tidak terbuang sia-sia. Kemudian setelah selesai melaksana