Langsung ke konten utama

Nishab yang bisa diterapkan di Indonesia

Buku Bukan Untuk Dibaca

 (وأول نصاب البقر ثلاثون، و): فصل

يجب (فيها) وفي بعض النسخ «وفيه» - أي النصاب (تبيع) ابن سنة ودخل في الثانية. سمي بذلك لتبعية أمه في المرعى. ولو أخرج تبيع أجزأت بطريق الأولى. (و) يجب (في أربعين مسنة)لها سنتان ودخلت في الثالثة. سميت بذلك لتكامل أسنانها.

 ولو أخرج عن أربعين تبيعين أجزأه على الصحيح. (وعلى هذا أبدا فقس).  وفي مائة وعشرين ثلاث مسنات أو أربعة أتبعة

.فصل : وأول نصاب الغنم أربعون، وفيها شاة جذعة من الضأن أو ثنية من المعز)، وسبق بيان الجذعة والثنية.

 وقوله: (وفي مائة وإحدى وعشرين شاتان، وفي مائتين وواحدة ثلاث شياه، وفي أربعمائة أربع شياه، ثم في كل مائة شاة) إلى آخره ظاهر غني عن الشرح.

[محمد بن قاسم الغزي ,فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار ,page 125]

Fasal: Nishab Sapi

Permulaan nishab sapi adalah tiga puluh ekor. Sehingga dalam tiga puluh ekor sapi, seseorang wajib membayar zakat satu ekor tabi’, yaitu anak sapi berumur satu tahun dan memasuki umur dua tahun. Dinamakan dengan demikian karena anak sapi tersebut selalu mengikuti induknya dalam penggembalaan.

Apabila seseorang membayar zakat dengan tabi’ah (anak sapi perempuan), maka hal tersebut sudah mencukupi menurut pendapat yang lebih utama.

Dalam empat puluh ekor sapi seseorang wajib membayar satu ekor sapi musinah.  Yaitu, sapi berumur dua tahun dan memasuki umur tiga tahun. Dinamakan dengan demikian karena sudah genap gigi-giginya. Namun, apabila seseorang mengeluarkan dua ekor sapi tabi’, maka hal tersebut dianggap mencukupi menurut pendapat shahih.

Berdasarkan hitungan ini, samakanlah untuk seterusnya. Sehingga dalam seratus dua puluh ekor sapi zakatnya adalah tiga ekor sapi musinah atau empat ekor sapi tabi’.

 

Fasal: Nishab Kambing

Permulaan nishab kambing adalah empat puluh ekor. Sehingga dalam empat puluh ekor kambing, seseorang wajib membayar zakat satu ekor kambing jadza’ah atau satu ekor kambing tsaniyah ma’zin. Penjelasan mengenai kedua jenis kambing tersebut sudah dituturkan.

Dawuh kyai mushonif: “dalam seratus dua puluh satu ekor kambing zakatnya adalah dua ekor kambing, dalam dua ratus satu ekor kambing zakatnya adalah tiga ekor kambing, dalam empat ratus ekor kambing zakatnya adalah empat ekor kambing, kemudian dalam setiap bertambah seratus bilangan zakatnya adalah bertambah satu ekor kambing”. sampai akhir, sudah jelas dan tidak membutuhkan penjelasan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat

Fasal: Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat Syarat-syarat shalat sebelum masuk di dalamya ada lima, lafadz شروط merupakan bentuk jama’ dari شرط . Syarat secara bahasa adalah tanda, sedangkan syarat menurut istilah syari’at adalah sesuatu yang menentukan sahnya shalat, namun bukanlah bagian dari shalat itu sendiri. Dikecualiakan dengan qayid ini: rukun, karena rukun merupakan bagian dari shalat itu sendiri. Syarat pertama adalah sucinya anggota badan dari hadats, baik kecil maupun besar bagi orang yang mampu melakukan nya. Adapun orang yang tidak memiliki dua alat bersuci (air dan debu), maka baginya tetap dihukumi sah shalatnya namun wajib mengulangi. Kemudian sucinya seseorang dari najis yang adanya tidak dapat dimaafkan baik berada pada pakaian, anggota badan, maupun tempat melaksanakan shalat. Kyai mushonif akan menerangkan mengenai bagian akhir (tempat melaksanakan) pada bab berikutnya. Syarat kedua adalah menutupi warna aurat bagi yang mampu. Sehingga ketika ada seseora

Tata Krama Melaksanakan Mandi

  فصل: باب أداب الغسل Fasal: Tata Krama Melaksanakan Mandi فإذا أصابتك جنابة من احتلام أو وقاع, فخذ الإناء إلى المغتسل, واغسل يديك أولا ثلاثا, وأزل ما على بدنك من قذر. Ketika kalian sedang mengalami hadats janabat baik disebabkan oleh mimpi basah ataupun hubungan badan, maka ambilah wadah untuk mandi. Kemudian basuhlah kedua tangan kalian sebanyak tiga kali dan berusahalah menghilangkan kotoran yang masih menempel pada badan kalian.   وتوضاء كما سبق وضوئك للصلاة   مع جميع الدعوات, وأخر غسل قدميك كيلا يضيع الماء. فإذا فرغت من الوضوء فصب الماء على رأسك ثلاثا وأنت ناو وفع الحدث من الجنابة, ثم على شقك الأيمن ثلاثا ثم على الأيسر ثلاثا. Setelah membersihkan badan dari kotoran yang masih menempel, maka wudlu’ lah sebagaimana wudlu’ kalian ketika akan melaksanakan shalat, serta bacalah do’a-do’a yang telah diajarkan pada kalian. Dalam berwudlu’ ini, sebaiknya kalian mengakhirkan basuhan kedua kaki agar air yang kalian gunakan tidak terbuang sia-sia. Kemudian setelah selesai melaksana