Langsung ke konten utama

Hasil Tambang dan Rikaz


وما استخرج من معادن الذهب والفضة يخرج منه إن بلغ نصابا (ربع العشر في الحال) إن كان المستخرج من أهل وجوب الزكاة. والمعادن جمع معدن بفتح داله وكسرها، اسم لمكان خلق الله تعالى فيه ذلك من موات أو ملك. (وما يوجد من الركاز) وهو دفين الجاهلية، وهي الحالة التي كانت عليها العرب قبل الإسلام من الجهل بالله ورسوله وشرائع الإسلام (ففيه) أي الركاز (الخمس). ويصرف مصرف الزكاة على المشهور، ومقابله أنه يصرف إلى أهل الخمس المذكورين في آية الفيء.

 [محمد بن قاسم الغزي ,فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار ,page 130]

 Fasal: Zakat Hasil Tambang dan Harta Rikaz

Sesuatu yang dikeluarkan dari tanah tambang darinya wajib dikeluarkan zakat ketika telah mencapai satu nishab (nishabnya sama dengan nishab emas, yaitu 85 gram)[1]. Kadar zakatnya adalah ¼ atau 2,5% dengan seketika (tanpa menunggu satu haul). Hal tersebut berlaku ketika seseorang penambang adalah orang yang memiliki sifat berkewajiban mengeluarkan zakat (Islam, Baligh, Berakal, Merdeka).

Lafadz معادن  merupakan bentuk jamak dari lafadz معدن dengan dibaca fathah/kasrah huruf dal-nya, yaitu suatu tempat menambang yang diciptakan oleh Allah baik pada tanah mati (tidak berkepemilikan) atau tanah berkepemilikan.

Sesuatu yang ditemukan dari harta rikaz, yaitu harta yang disimpan dalam tanah oleh bangsa jahiliyyah. Jahiliyyah merupakan suatu keadaan bangsa Arab, yang mana mereka tidak mengenal tuhan nya, rasul nya, dan syariat-syariat Islam. Dalam harta rikaz tadi, wajib mengeluarkan zakat dengan kadar 1/5 atau 20%.

Kadar wajib tadi kemudian ditasarufkan/dibagikan kepada orang-orang yang memiliki bagian 1/5 dalam ayat fai’ (Rasul Muhammad SAW, Kerabat nabi, Anak Yatim,  Orang Miskin, dan Ibn Sabil).[2]


[1] https://kabenrekang.baznas.go.id/zakat-barang-tambang-dan-rikaz/ diakses pada tanggal 21 November 2021, pada pukul 06:46 WIB.

[2] https://shamela.ws/book/5638/4063#p1 diakses pada tanggal 21 November 2021, pada pukul 06:59 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat

Fasal: Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat Syarat-syarat shalat sebelum masuk di dalamya ada lima, lafadz شروط merupakan bentuk jama’ dari شرط . Syarat secara bahasa adalah tanda, sedangkan syarat menurut istilah syari’at adalah sesuatu yang menentukan sahnya shalat, namun bukanlah bagian dari shalat itu sendiri. Dikecualiakan dengan qayid ini: rukun, karena rukun merupakan bagian dari shalat itu sendiri. Syarat pertama adalah sucinya anggota badan dari hadats, baik kecil maupun besar bagi orang yang mampu melakukan nya. Adapun orang yang tidak memiliki dua alat bersuci (air dan debu), maka baginya tetap dihukumi sah shalatnya namun wajib mengulangi. Kemudian sucinya seseorang dari najis yang adanya tidak dapat dimaafkan baik berada pada pakaian, anggota badan, maupun tempat melaksanakan shalat. Kyai mushonif akan menerangkan mengenai bagian akhir (tempat melaksanakan) pada bab berikutnya. Syarat kedua adalah menutupi warna aurat bagi yang mampu. Sehingga ketika ada seseora

Tata Krama Melaksanakan Mandi

  فصل: باب أداب الغسل Fasal: Tata Krama Melaksanakan Mandi فإذا أصابتك جنابة من احتلام أو وقاع, فخذ الإناء إلى المغتسل, واغسل يديك أولا ثلاثا, وأزل ما على بدنك من قذر. Ketika kalian sedang mengalami hadats janabat baik disebabkan oleh mimpi basah ataupun hubungan badan, maka ambilah wadah untuk mandi. Kemudian basuhlah kedua tangan kalian sebanyak tiga kali dan berusahalah menghilangkan kotoran yang masih menempel pada badan kalian.   وتوضاء كما سبق وضوئك للصلاة   مع جميع الدعوات, وأخر غسل قدميك كيلا يضيع الماء. فإذا فرغت من الوضوء فصب الماء على رأسك ثلاثا وأنت ناو وفع الحدث من الجنابة, ثم على شقك الأيمن ثلاثا ثم على الأيسر ثلاثا. Setelah membersihkan badan dari kotoran yang masih menempel, maka wudlu’ lah sebagaimana wudlu’ kalian ketika akan melaksanakan shalat, serta bacalah do’a-do’a yang telah diajarkan pada kalian. Dalam berwudlu’ ini, sebaiknya kalian mengakhirkan basuhan kedua kaki agar air yang kalian gunakan tidak terbuang sia-sia. Kemudian setelah selesai melaksana