Langsung ke konten utama

Zakat Tanaman dan Buah-Buahan

 


فصل: (ونصاب الزروع والثمار خمسة أوسق) من الوسق، مصدر بمعنى الجمع، لأن الوسق يجمع الصيعان، (وهي) أي الخمسة أوسق (ألف وستمائة رطل بالعراقي)؛ وفي بعض النسخ «بالبغدادي»، (وما زاد فبحسابه). ورطل بغداد عند النووي مائة وثمانية وعشرون درهما وأربعة أسباع درهم، (وفيها) أي الزروع والثمار (إن سقيت بماء السماء) وهو المطر ونحوه كالثلج (أو السيح) وهو الماء الجاري على الأرض بسبب سد النهر فيصعد الماء على وجه الأرض فيسقيها (العشر، وإن سقيت بدولاب) بضم الدال وفتحها، ما يديره الحيوان (أو) سقيت (بنضح) من نهر أو بئر بحيوان كبعير أو بقرة (نصف العشر). وفيما سقي بماء السماء والدولاب مثلا سواء ثلاثة أرباع العشر.
[محمد بن قاسم الغزي ,فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار ,page 129]

Fasal: Nishab Tanaman dan Buah-Buahan

Nishab tanaman dan buah-buahan adalah lima wasaq. Lafadz ausuq berasal dari lafadz wasq, yaitu masdar dengan makna berkumpul, karena wasaq mengumpulkan beberapa sha’. Lima wasaq adalah seribu enam ratus ritl bangsa iraq (kurang lebih 700 kilo gram), dalam sebagian redaksi menggunakan lafadz bangsa baghdad. Dan tanaman atau buah-buahan yang lebih dari lima wasaq, maka perhitungan nya disesuakan dengan tambahan tadi.

Satu ritl baghdad menurut Imam Nawawi adalah seratus dua puluh delapan dirham lebih empat pertuju dirham.

Dalam lima wasaq tanaman dan buah-buahan tadi, ketika disirami menggunakan air hujan dan sejenisnya seperti salju atau banjir, maka zakatnya adalah 1/10 atau 10%. Contoh: Si A menanam padi pada bulan Rajab yang mana dalam pengairan padi tersebut si A mengandalkan hujan/tadah hujan. Pada bulan Ramadlan tanaman padi si A sudah dapat dipanen dan hasil panen tersebut mencapai dua ton (sudah mencapai nishab, yaitu 700  kilo gram). Si A dapat mempertahankan dua ton tersebut sampai datangnya bulan Ramadlan berikutnya (sudah mencapai haul). Maka, zakat yang wajib dibayarkan si A adalah 2000 kilo gram x 10/100= 200 kilo gram.

Ketika disirami menggunakan daulab, dengan didlomah/difathah dalnya, yaitu sesuatu yang diputar-putar oleh hewan (sekarang diesel), atau disirami dengan menimba air dari sungai atau sumur dengan menggunakan hewan seperti kuda dan sapi, maka zakatnya adalah 1/5 atau 5%. Contoh: Si B menanam padi pada bulan Dzulhijjah, dalam masalah pengairan si B mengairi tanamannya si B menggunakan pengairan yang dibangun pemerintah dan setiap bulanya harus membayar Rp. 30.000,00. Pada bulan Shafar tanaman si B sudah dapat dipanen dan hasil panen tersebut mencapai empat ton (sudah mencapai nishab, yaitu 700 kilo gram). Si B dapat mempertahankan empat ton tersebut sampai datangnya bulan Shafar pada tahun berikutnya (sudah mencapai satu haul). Maka, si B zakat yang wajib dikeluarkan si B adalah 4000 kilo gram x 5/100= 200 kilo gram.

Tanaman dan buah-buahan yang disirami menggunakan air hujan dan diesel dengan kadar yang sama, maka zakatnya adalah tiga seperempat sepersepuluh atau 7,5%. Contoh: Si C menanam padi pada bulan Rabiul Akhir, untuk mengairi tanamanya si C mengandalkan hujan/tadah hujan, namun terkadang si C menggunakan diesel ketika tidak kunjung turun hujan. Pada bulan Sya’ban tanaman si C sudah dapat dipanen dan hasil panennya mencapai tiga ton (sudah mencapai nishab, yaitu 700 kilo gram). Si C dapat mempertahankan tiga ton tersebut sampai datangnya bulan Sya’ban pada tahun berikutnya (sudah mencapai haul). Maka, zakat yang wajib dibayarkan si C adalah 3000 kilo gram x 7,5/100= 225 kilo gram.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghasab

  Fasal: Menerangkan Hukum - Hukum Ghasab Secara bahasa ghasab diartikan dengan mengambil sesuatu secara dzalim dengan cara terang-terangan. Sedangkan dalam literatur syariat ghasab diartikan sebagai menguasai hak orang lain dengan cara dzalim atau tidak semestinya. وهو لغةً أخذ الشيء ظُلمًا مجاهرة وشرعا الاستيلاء على حق الغير عُدْوانًا Ukuran penguasaan disini dikembalikan pada adat yang berlaku. ويُرجع في الاستيلاء للعرف Termasuk di dalam hak orang lain, sesuatu yang sah dighasab adalah suatu barang yang selain harta, seperti kulit bangkai. Dikecualikan dari “secara tidak semestinya”: menguasai harta orang lain dengan cara akad. ودخل في حق الغير ما يصح غصبه مما ليس بمال كجلد ميتة. وخرج بعُدوانا الاستيلاء على مال الغير بعقد Konsekuensi Ghasab:   Barang siapa ghasab harta orang lain, maka baginya wajib mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya. Meskipun dal

Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat

Fasal: Syarat-Syarat Sebelum Melaksanakan Shalat Syarat-syarat shalat sebelum masuk di dalamya ada lima, lafadz شروط merupakan bentuk jama’ dari شرط . Syarat secara bahasa adalah tanda, sedangkan syarat menurut istilah syari’at adalah sesuatu yang menentukan sahnya shalat, namun bukanlah bagian dari shalat itu sendiri. Dikecualiakan dengan qayid ini: rukun, karena rukun merupakan bagian dari shalat itu sendiri. Syarat pertama adalah sucinya anggota badan dari hadats, baik kecil maupun besar bagi orang yang mampu melakukan nya. Adapun orang yang tidak memiliki dua alat bersuci (air dan debu), maka baginya tetap dihukumi sah shalatnya namun wajib mengulangi. Kemudian sucinya seseorang dari najis yang adanya tidak dapat dimaafkan baik berada pada pakaian, anggota badan, maupun tempat melaksanakan shalat. Kyai mushonif akan menerangkan mengenai bagian akhir (tempat melaksanakan) pada bab berikutnya. Syarat kedua adalah menutupi warna aurat bagi yang mampu. Sehingga ketika ada seseora

Tata Krama Melaksanakan Mandi

  فصل: باب أداب الغسل Fasal: Tata Krama Melaksanakan Mandi فإذا أصابتك جنابة من احتلام أو وقاع, فخذ الإناء إلى المغتسل, واغسل يديك أولا ثلاثا, وأزل ما على بدنك من قذر. Ketika kalian sedang mengalami hadats janabat baik disebabkan oleh mimpi basah ataupun hubungan badan, maka ambilah wadah untuk mandi. Kemudian basuhlah kedua tangan kalian sebanyak tiga kali dan berusahalah menghilangkan kotoran yang masih menempel pada badan kalian.   وتوضاء كما سبق وضوئك للصلاة   مع جميع الدعوات, وأخر غسل قدميك كيلا يضيع الماء. فإذا فرغت من الوضوء فصب الماء على رأسك ثلاثا وأنت ناو وفع الحدث من الجنابة, ثم على شقك الأيمن ثلاثا ثم على الأيسر ثلاثا. Setelah membersihkan badan dari kotoran yang masih menempel, maka wudlu’ lah sebagaimana wudlu’ kalian ketika akan melaksanakan shalat, serta bacalah do’a-do’a yang telah diajarkan pada kalian. Dalam berwudlu’ ini, sebaiknya kalian mengakhirkan basuhan kedua kaki agar air yang kalian gunakan tidak terbuang sia-sia. Kemudian setelah selesai melaksana