BAB HAJI
Perkara Yang Merusak Haji
Melakukan hubungan badan, sebagaimana yang sudah
dituturkan, dapat membatalkan bagi orang yang hanya melaksanakan umrah. |
والجماع
المذكور تفسد به العمرة المفردة |
Adapun bagi muhrim yang melasanakan umrah
bersama dengan haji (dalam haji qiran) maka, hukumnya bergantung pada hukum
haji tadi. Baik dalam sahnya maupun batalnya. |
أما
التي في ضمن حج في قران فهي تابعة له صحةً وفسادا |
Adapun hubungan badan dapat membatalkan haji ketika
dilakukan sebelum tahallul awal baik setelah wukuf di tanah Arafah
atau sebelumnya. |
وأما
الجماع فيفسد الحج قبل التحلل الأول بعد الوقوف أو قبله |
Namun, jika dilakukan setelah tahallul awal
maka, tidak membatalkan haji. |
أما
بعد التحلل الأول فلا يفسد |
Sepuluh perkara tadi memiliki konsekuensi fidyah kecuali akad nikah,
karena akad nikah yang dilakukan ketika melaksanakan haji hukumnya adalah
tidak sah. Haji tidak batal kecuali dengan melakukan hubungan badan pada
kemaluan wanita. |
(إلا
عقد النكاح؛ فإنه لا ينعقد ولا يفسده إلا الوطء في الفرج) |
Berbeda dengan bersentuhan kulit pada selain kemaluan
wanita, karena hal tersebut tidak membatalkan. |
بخلاف
المباشرة في غير الفرج، فإنها لا تفسده |
Muhrim
tidak diperkenankan keluar dari prosesi rukun-rukun haji dikarenakan telah
batal hajinya. Bahkan, muhrim harus melanjutkan meski dalam keadaan
haji yang sudah batal. |
ولا
يخرج) المحرم (منه بالفساد) بل يجب عليه المضي في فاسده |
Ungkapan kyai mushanif “dalam rusaknya haji” tidak
disebutkan dalam sebagian redaksi kitab. Maksudnya adalah ibadah haji atau
umrah dengan melakukan amalan-amalan yang belum diselesaikan. |
وسقط
في بعض النسخ قوله: «في فاسده» أي
النسك من حج أو عمرة، بأن يأتي ببقية أعماله |
Komentar
Posting Komentar